Senin, 16 Desember 2013

D'Cost si PT. Pendekar Bodoh

Baru nyadar, ternyata nama perusahaan D'Cost adalah PT PENDEKAR BODOH. Sempet punya pikiran gak-gak kenapa empunya kasih nama PT kok beginian. Eh ternyata ada tujuannya..."
Tujuan Empunya NYENTRIK: 

Siapa yang tidak kenal D’Cost, restoran seafood ini cukup fenomenal di jagat industri kuliner. Dalam waktu relatif singkat, perusahaan ini sudah dikenal luas oleh masyarakat dan restorannya selalu ramai dikunjungi para penikmat seafood. Perusahaan ini bukanlah perusahaan triliunan rupiah yang bisa mengeluarkan puluhan miliar untuk beriklan di televisi. Namun, perusahaan ini punya kiat untuk bisa populer dengan bujet terbatas.

D’Cost selalu mengeluarkan promosi diskon gila-gilaan. Contohnya, Makan Sepuasnya, Bayar Sesukanya, Diskon Sesuai Umur, sampai Diskon Gerombolan. Makin banyak gerombolan yang datang, makin banyak diskonnya. Kalau pemiliknya bilang, “Hanya orang bodoh saja yang mau melakukan promo ini.”

D’Cost melakukan sejumlah strategi yang boleh dikata berani keluar dari pakem-pakem yang ada. Serangkaian promonya yang unik dan sama sekali berbeda memang menarik untuk diikuti. D’Cost seperti membawa petunjuk baru dalam berbisnis restoran. Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh perusahaan yang sudah berumur enam tahun ini sejatinya dapat pula dipraktikkan oleh bisnis-bisnis lainnya.

Aroma kreativitas selalu tercium pada setiap strategi yang dijalankan D’Cost. Ciri khasnya ialah selalu menimbulkan rasa penasaran dan membuat geger. Tentu saja kesuksesan D’Cost dalam melakukan strategi pemasaran ini tak lepas dari tangan dingin Sang Nahkoda PT Pendekar Bodoh (D’Cost), David Vincent Marsudi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang gaya kepemimpinannya, berikut petikan wawancara;

Bisa diceritakan awal-awal terjun ke bisnis restoran seafood?
Begini, enam tahun silam, seafood itu sering dipersepsikan mahal. Padahal, makanan ini termasuk sehat dan lezat. Dari situ kami berpikir, bagaimana bisa menyediakan makanan seafood seharga ibu masak di rumah sehingga bisa dinikmati oleh semua segmen. Muncullah D’Cost ini.

Tantangan pertama yang dihadapi ketika itu?
Proses pengadaan bahan baku. Ini yang paling sulit. Terus terang latar belakang saya dan sebagian rekan di D’Cost dari properti. Seafood itu berbeda dari makanan berbahan baku ayam atau sapi yang jumlahnya melimpah. Seafood itu seasonally, begitu musimnya tiba, harus membeli sebanyak mungkin untuk persediaan. Setelah dibeli, persoalan berikutnya penyimpanan. Setelah kami pelajari, ternyata ada metodenya. Jadi, bila disimpan pada suhu - 25°C, bahan baku akan tahan 3 bulan, tetapi kalau ditaruh pada suhu 4°C, bisa tahan 3 hari, dan apabila ditempatkan pada suhu ruangan cuma tahan 3 jam. Jadi, 3 bulan, 3 hari, dan 3 jam. Kalau barangnya fast moving kami taruh di suhu 4°C. Dari ilmu ini kami bisa memasok bahan baku secara aman ke setiap cabang hingga sekarang. Kemudian, untuk bagian lainnya, tidak ada masalah karena manajemennya sama dengan bisnis-bisnis pada umumnya.

Lokasi pertama D’Cost di mana?
Kemang, Jakarta Selatan. Sengaja kami pilih di sana agar menarik perhatian masyarakat. Sebab strategi kami ialah cari nama dulu baru untung. Seperti yang kita ketahui, Kemang merupakan daerah elite, umumnya restoran yang berdiri di sana adalah restoran premium. Nah, tiba-tiba muncul D’Cost, restoran harga kaki lima, dengan mutu bintang lima. Alhasil, gegerlah masyarakat sekitar sana. Dari segi nama perusahaan pun kami buat unik, yakni PT Pendekar Bodoh. Mengapa kami menggunakan nama yang agak nyeleneh, karena prinsip memilih nama agar mencuri perhatian hanya ada dua cara, nama yang bagus sekali, atau sebaliknya. Dan kami pilih yang sebaliknya.

Tetapi, setiap nama pasti memiliki filosofi, bukan?
Benar, mengapa PT Pendekar Bodoh? Umumnya sebagai konsumen, kita pasti ingin membeli barang bagus dengan harga murah, dan sebagai pengusaha ingin menjual barang bagus dengan harga yang mahal itu lazim. Nah, filosofi bisnis kami adalah give and receive. Memberi dulu, nanti pasti akan menerima. Pengusaha semacam ini menurut kami bodoh, tetapi jiwanya pendekar karena bertujuan membantu orang, wong memberi kok. Karena itu, nama PT Pendekar Bodoh dipilih. Sama halnya PT Bocuan Gapapa yang menaungi brand terbaru kami, D’Stupid Baker. Prinsip kami memulai bisnis itu tidak untung dulu tidak apa-apa, yang penting nama tenar. Bila skala ekonomi usaha semakin besar, keuntungan nanti pasti akan datang. Contoh, Google dan Yahoo, mereka perusahaan raksasa yang dimulai dari memberi gratis dulu kepada orang-orang.

Strategi D’Cost banyak yang terkenal nyeleneh, boleh tahu alasannya?
Nyeleneh-nya bukan asal nyeleneh. Seperti yang sudah dijelaskan, filosofi bisnis kami adalah give and receive, maka dalam membuat strategi pun harus too good to be true. Artinya apa? Strategi tersebut harus memiliki nilai. Contoh program “Diskon Sesuai Umur” yang membuat anak-anak semakin cinta pada orangtua, terutama di hari Selasa. Dengan program ini, keluarga yang makan di D’Cost bisa mendapat diskon berdasarkan umur tertua dari anggota keluarganya. Misal, yang paling tua berumur 70 tahun, maka diskonnya 70%.

Kemudian, untuk segmen anak muda, kami juga ada program “Diskon Sesuai Umur”. Pelanggan cukup membayar sesuai umur mereka. Misal, Anda makan habis Rp 10.000, dan umur Anda 20 tahun, maka yang dibayar cukup 20% saja, atau Rp 2.000. Lalu, untuk karyawan yang rata-rata berumur di bawah 30 tahun, kami menghadirkan D’Cost Quick. Saat ini lokasinya masih di Plaza Festival, Kuningan, Jakarta. Yang spesial dari sini adalah paket menu Rp 10.000 plus es teh manis. Paket menu ini sengaja dibuat karena kami menyadari bahwa rata-rata dari mereka adalah first jobber yang uang makannya belumlah seberapa.

Program lain yang tak kalah unik misalnya “Uang & Doa”. Di setiap hari keagamaan, kami adakan program untuk pelanggan cukup menulis doa di secarik kertas. Doanya terserah, lalu berikan kepada pihak D’Cost, maka itu sudah setara dengan membayar 50%. Ini dilakukan hanya pada cabang-cabang tertentu, yang informasinya bisa dilihat pada website, Facebook, serta Twitter D’Cost.

Apa kunci membuat promo yang menarik?
Simpel, posisikan diri Anda sebagai konsumen. Gali kebutuhan dasar mereka, lalu buat program yang memfasilitasi kebutuhan tersebut. Dan, upayakan agar membuat promo yang konsumen tidak kuasa menolaknya. Salah satu contoh program kami yang cukup menuai respons positif adalah Program Paket Nikah, “Hamil Dulu Baru Bayar”. Program ini menyedot minat yang besar. Misinya ingin membantu pasangan menikah yang ingin resepsi tetapi tidak punya biaya. Program ini berlangsung setiap hari Minggu di D’Cost WTC Mangga Dua, Jakarta. Syaratnya sangat mudah, cukup fotokopi KTP dan surat nikah, lalu ajukan ke kami.

Sampai sekarang, apakah sudah ada yang membayar?
Sejak diluncurkan di awal tahun 2012 sampai sekarang belum ada yang membayar. Apakah kami pusing? Tidak, karena tugas D’Cost hanya menjalankan misi sebagai perusahaan F&B yang membawa manfaat bagi masyarakat. Selebihnya biar “departemen Tuhan” yang mengatur.

Apa yang menginspirasi Anda melakukan itu?
Kesadaran bahwa di atas segalanya, Tuhan-lah yang mengatur dan menjadi bos saya. Ada salah satu buku yang cukup menginspirasi bagi saya dan teman-teman, berjudul God is My CEO, penulisnya Larry Julian. Isi buku tersebut menjelaskan, kalau CEO-nya Tuhan, kebijakan apa yang akan diambil? Ini menjadi suatu tantangan bagi pebisnis dalam mengambil keputusan di segala bidang. Pikirkan apa yang Tuhan inginkan, bukan apa yang kita inginkan. Akan ada banyak kejutan bila ini dapat dilakukan dengan ikhlas, bahkan akan mendobrak hukum ekonomi yang dipelajari selama ini.

Apa strategi di tahun depan?
Yang jelas, kami masih akan menawarkan promo-promo unik. Beberapa yang sudah berjalan masih terus dipertahankan, seperti Up to You Price, Makan Sesukanya, Bayar Sesukanya pada setiap pembukaan cabang baru di hari Rabu selama sebulan. Program ini sudah enam tahun. Lalu, yang kedua, promo Diskon Umur, ini juga sudah berjalan tiga tahun lebih, dan masih akan dijalankan tahun depan. Bila di tahun ini kami menelurkan dua brand baru, yaitu D’Cost Quick dan D’Stupid Baker, di tahun depan akan tetap sama dengan merilis brand-brand baru yang bergerak di sektor usaha F&B yang oleh masyarakat umumnya dikenal mahal, akan kami buat menjadi makanan yang terjangkau dengan rasa berani bersaing.

Apa rencana D’Cost selanjutnya?
Yang paling dekat dulu, kami akan membuka 13 cabang dari 57 cabang di tahun 2013, dan membuka 50 D’Cost Quick, serta 50 D’Stupid Baker. Kami juga mau menawarkan franchise. Konsepnya akan berbeda dari franchise yang lain. Gambarannya, kami akan mengawinkan franchise dengan properti. Jadi, selain usaha, para mitra bakal memiliki aset berupa properti. Keuntungan yang didapat ganda, dari profit bisnis, dan gain investasi properti. Orang menjalankan bisnis restoran itu keuntungannya belumlah besar bila belum memiliki properti sendiri. Dan, nilai investasi properti pun cenderung lambat bila hanya “dijemur”, atau tidak difungsikan sama sekali. Perpaduan ini kami yakin akan menjadi sesuatu yang inovatif dan menguntungkan bagi mitra. Nah, untuk jangka panjang, nantinya di tahun 2015, kami ingin go international, lalu pada tahun 2018, mudah-mudahan sudah bisa go public.

Rabu, 04 Desember 2013

Gambar sudah Shop Drawing Kok Masih Bikin Mikir?

Shop drawing menjadi media komunikasi yang vital antara design dan pelaksanaan. Shop drawing haruslah dibuat dengan tingkat detil sedemikian pelaksana dapat dengan mudah memahami apa yang harus dikerjakan. Sayangnya kejadian di lapangan tidaklah demikian. Banyak sekali shop drawing yang ada berupa gambar kontrak yang diperbesar dan disesuaikan ukuran dan skalanya pada bagian yang dilaksanakan. Drafter ibarat jadi mesin foto copy yang bisa melakukan copy perbesar. Sampai kapan ini akan terus terjadi?

Shop drawing adalah gambar yang dibuat oleh Kontraktor yang disetujui oleh Konsultan Pengawas yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pekerjaan. Shop drawing memegang peranan yang penting dalam terlaksananya pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan. Gambar ini menjadi media komunikasi antara perencanaan dan pelaksanaan yang vital sehingga harus diperhatikan dalam pembuatannya.

Sebagai media komunikasi, shop drawing haruslah memperhatikan obyek penggunanya. Di lapangan, gambar ini digunakan oleh Pelaksana atau Supervisi, Mandor, dan juga Pekerja. Oleh karena itu gambar ini tak pelak harus memiliki tingkat kejelasan yang tinggi sedemikian pengguna tinggal pakai dan tidak perlu lagi membuat persepsi atau asumsi-asumsi yang bisa berakibat kesalahan pelaksanaan.

Membuat shop drawing haruslah memperhatikan obyek pengguna yang terdiri atas Pelaksana / Supervisi, Mandor, dan Pekerja. Harus diketahui tingkkat kemampuan dan pemahaman mereka dalam membaca dan mempersepsikan gambar shop drawing. Pelaksana mungkin cukup mampu untuk membaca gambar tersebut, tapi bagaimana dengan Mandor dan Para Pekerja? Tentu masih di bawah kemampuan Pelaksana / Supervisi. Memahami kemampuan pengguna akan membuat gambar shop drawing tidak menyulitkan mereka dalam memahami dan tidak membuang waktu atas diskusi gambar serta mengindari terjadinya kesalahan pelaksanaan akibat kesalahan persepsi. Dengan memahami kemampuan pengguna, shop drawing akan menjadi media komunikasi yang efektif.

Contoh shop drawing yang cukup jelas

Lalu bagaimana sih shop Drawing yang efektif sebagai media komunikasi antara design dan pelaksanaan? Mari kita telisik beberapa referensi di bawah ini:
Shopdrawing adalah gambar dan data-data yang disiapkan oleh kontraktor yang menjelaskan detail karakteristik bangunan atau menunjukkan bagaimana spesifikasi dari elemen struktural yang akan dibangun. Gambar ini merupakan implementasi dan bukannya mengganti gambar kontrak. Di dalam dokumen kontrak terdapat keterangan yang cukup jelas untuk shop drawing. (Nunally, 1998).

Shop drawing bukan hanya merupakan kumpulan dari garis, simbol dan angka yang terletak pada sebuah kertas melainkan shop drawing merupakan gambar yang mempunyai makna yang dapat dipelajari. Shop drawing digunakan untuk menunjukkan ukuran dan bentuk dari sebuah bangunan. Dengan membaca shop drawing, pelaksanan di lapangan dapat mengerti dengan cepat apa yang telah direncanakan oleh konsultan (Lincoln, 1973).

Shop drawing merupakan gambar yang diberikan kontraktor kepada pihak konsultan struktur / arsitektur. Shop drawing biasanya berisi tentang detail dari pembuatan komponen proyek konstruksi. Shop drawing juga digunakan pada proses instalasi untuk mempermudah proses pemasangan, untuk melihat bentuk bangunan, serta untuk memperkirakan perhitungan material dan peralatan yang dibutuhkan di lapangan. (wayne, 2006).

Shop drawing menghubungkan antara gambar dan konstruksi. Apabila terjadi keterlambatan dalam mengolah shop drawing atau kesalahan dalam pembuatan gambar pada shop drawing akan menjadi sumber masalah. Berbagai keterlambatan dalam pembuatan shop drawing maka akan berdampak pada jadwal dari kontraktor yang nantinya akan menyebabkan adanya pengeluaran tambahan (Wayne, 2006).

Dalam pengalaman di proyek, seringkali shop drawing dibuat dengan cara mendapatkan soft copy gambar kontrak lalu gambar tersebut diperbesar pada daerah yang akan dikerjakan dengan sedikit sentuhan penjelasan yang belum memadai. Hal ini tentu akan membuat pengguna akan kesulitan dan butuh waktu yang extra dalam memahami gambar yang akan dikerjakan. Akibat yang gampang ditebak adalah keterlambatan pelaksanaan.

Membuat shop drawing butuh keahlian tersendiri. Banyak permasalahan yang terjadi selama proses pembuatan shop drawing di proyek, yaitu:
Gambar dari Konsultan Perencana tidak detail
Jumlah drafter yang sedikit tidak sebanding dengan kebutuhan gambar di lapangan
Tingkat penguasaan materi oleh drafter
Tidak adanya SOP mengenai proses pembuatan, approval, dan distribusi shop drawing
Lamanya waktu persetujuan oleh Konsultan Pengawas (MK) dan penolakan gambar
Macam-macam gambar yang harus dibuat shop drawing dan detai gambarnya.
Urutan pembuatan shop drawing

Ternyata memang cukup banyak kendala pembuatanya. Lantas bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut? 
Berikut langkah-langkah efektif yang dapat dilakukan:

1. Membuat schedule shop drawing
Schedule shop drawing dibuat dengan mengacu pada master schedule bulanan yang telah dibuat. Misalnya pada pekerjaan pasangan bata, pada master schedule target pelaksanaan pasangan bata dimulai pada minggu ketiga. Maka shop drawing pasangan bata dischedulkan 2 minggu sebelumnya harus sudah masuk ke koreksi Konsultan Perencana.

2. Mempelajari gambar perencana, RKS, BQ , dan dokumen kontrak yang lain.
Dokumen tersebut harus dipelajari secara komprehensif dan dijelaskan kepada drafter. Sangat penting bagi engineer untuk menguasai gambar perencana, RKS, dan BQ agar tidak terjadi kesalahan pelaksanaan proyek. Setelah mempelajarinya, maka harus dikoordinasikan kepada drafter untuk dibuat shop drawingnya. Gambar shop drawing untuk suatu pekerjaan juga harus memperhatikan gambar terkait yang lain. Misalnya pekerjaan struktur harus memperhatikan design arsitektur dan M/E pada lokasi yang akan dibuat shop drawingnya. Jika diperlukan, dapat dibuat shop drawing komposit antara ketiga gambar tersebut.

3. Mengadakan brainstorming secara rutin antara Engineer dan Supervisi
Brainstorming diperlukan untuk meningkatkan komunikasi antara bagian teknik dengan pelaksana di lapangan. Yang menjadi sasaran dari brainstorming ini adalah:

a. Menampung ide inovasi dan efisiensi yang dapat dilaksanakan dengan pertimbangan waktu, biaya, dan kemudahan pelaksanaan.

b. Kesepakatan terkait spesifikasi dan gambar yang belum jelas, perbedaan BQ dengan gambar, efisiensi volume dan inovasi yang akan dilakukan untuk dibuat shop drawingnya.

c. Menentukan gambar apa saja yang diperlukan dan prioritasnya disesuaikan dengan tingkat produktifitas gambar. Untuk gambar yang sangat mendesak, dibuatkan sketsa yang informatif.

4. Melakukan koreksi shop drawing
Shop drawing yang dibuat oleh drafter harus dikoreksi oleh engineer untuk menjamin ketepatan metode yang telah disepakati, kesesuaian dengan kontrak, sehingga efektif dalam penggunaanya sebagai gambar kerja. Gambar shop drawing yang belum jelas harus dikomunikasikan dengan pengawas dan konsultan perencana untuk menjamin apa yang telah digambar sesuai dengan maksud perencanaan.

5. Melakukan koordinasi dengan Konsultan Pengawas (MK)
Koordinasi diperlukan agar mengetahui status gambar yang diajukan telah disetujui atau belum. Selain itu, perlu dikoordinasikan juga cara penggambaran yang disetujui oleh Konsultan Pengawas sehingga pembuatanya lebih efektif. Perlu juga untuk menyepakati SOP pembuatan, approval, dan distribusi gambar shop drawing dalam rangka menjamin pelaksanaan yang lebih baik.

Dari penjabaran langkah tersebut, ternyata untuk membuat shop drawing yang efektif diperlukan koordinasi dan komunikasi yang solid antara tim proyek. Penyusunan shop drawing jangan dianggap sepele sebagai pemenuhan kewajiban kontraktor terhadap kontraknya saja. Bisa dibayangkan bagaimana jika pelaksanaan pekerjaan tanpa menggunakan panduan yang baik, dampaknya akan muncul pengerjaan yang salah sehingga harus diulang dan pencapaian mutu pekerjaan yang jelek.

Manajemen Proyek Konstruksi

PROYEK KONSTRUKSI
• Kegiatan yang hanya satu kali terjadi
• Berjangka pendek
• Proses mengolah Sumber daya proyek (5m)

KARAKTERISTIK PROYEK KONSTRUKSI
• Bersifat Unik
– Tidak ada yang sama persis
– Besifat sementara
– Melibatkan grup pekerja yang berbeda
• Dibutuhkan Sumber Daya
• Organisasi

SASARAN PROYEK KONSTRUKSI (Tiga
Kendala/Triple Constrain)

Dalam pencapaian tujuan telah ditentukan 3 batasan
• Besarnya Biaya (Anggaran) yang dialokasikan
• Jadwal yang harus dipenuhi
• Mutu yang harus dipenuhi
Ketiganya disebut dengan tiga kendala (triple contrain)
ketiganya merupakan parameter penting bagi
penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai
sasaran proyek.

Untuk lengkapnya bisa agan download Training Manajemen Proyek Konstruksi.