Rabu, 19 September 2018

Cerita Tukang Becak



Di Riau, yang namanya becak ... lain banget ama becak di jawa . Becak di riau itu ditarik dari depan. Jadi si abang becak ada di depan dan
penumpangnya duduk di belakang.
Para abang becak di sana telah mengenal 1 daerah yang konon katanya angker abis! Pokoknya jarang ada orang yang mao lewatin tuh jalan.

Jam sembilan malem aja biasanya udah sepi kaya jam 12 malem, cuma ada suara lolongan anjing-anjing kedinginan.
Suatu ketika, ada seorang abang becak yang baru pulang nganterin penumpang, dan entah gimana, jalan buat balik ke rumah yang biasanya dia lewatin, di-TUTUP ada kondangan kali.
Akhirnya dia dengan terpaksa melewati jalan angker tersebut dengan hati yang berat.

Eh ... pas di tengah-tengah jalan, tiba-tiba ada seorang gadis yang cuuantiiiiikkkkkkkk banget, kaya siti nurhaliza yang pake baju putih, wajahnya agak pucet, rambutnya panjang sepinggang, dan gadis tersebut sangat wangi, kaya orang abis mandi kembang. Gadis itu menghentikan becaknya siabang. Si abang yang kmerinding setengah mati, akhirnya mau juga berhenti, walaupun keringat dingin udah mengalir. Gadis tersebut minta dianter sampai ke ujung jalan. Karena saking ketakutan Si abang gak berani komentar saat si
gadis menaiki becaknya.

Berhubung si abang udah ketakutan setengah mati, dia menarik becaknya sekencang mungkin. Begitu sampai di ujung jalan, si abang merasa, becaknya enteng seperti tidak ada penumpangnya. mampus deh gw!! Lalu dia menengok ke belakang .........

.. NAH LHO!!!! gadis tersebut ngilang!! si abang makin jiper dong!!.

Besok malamnya, entah gimana, si abang becak kepaksa lewat jalan angker itu lagi. Disana biasanya kalo acara kondangan ampe tujuh hari tujuh malem!! dan sekali lagi apes banget ketemu ama gadis yang semalem. Sama seperti kejadian kemarin, gadis tersebut minta diantar ke ujung jalan. Si abang yang udah makin takut saja karena peristiwa kemaren malem, makin ngebut membawa becaknya. "Moga-moga gw gak diapa-apain", batinnya.

Eh ... pas lagi ngebut-ngebut gitu, tiba-tiba gadis tersebut nepok bahu si abang becak. Wah...si abang kaget setengah mati, hampir aja dia loncat dari becaknya!! Begitu dia berhenti dan nengok belakang ..... si gadis cantik berkata, "Bang, bawa becaknya pelan-pelan aja, entar saya jatuh lagi lho ... kaya kemaren!" liat jidat saya lecet nih!!

wah... bener2 lega si abang, ternyata tuh cewe bukan setan!! hehehe... "maap ya neng, saya kira eneng setan!!" kata si abang.. si gadis jawab " yaudah bang kali ini saya maapin, laen kali jangan ngebut2 lagi ya!! mana punggung udah bolong... jidat lecet lagi!! biar saya setan juga bawa duit kali, udah gak jaman bayar pake daun! 


saya naik becak bukannya karena gak bisa terbang, tapi takut rambut saya rusak! kaya' gak
tau orang mau kondangan apa??!
ya udah nih duitnya! ambil aja kembaliannya.


Abang Becak langsung Pingsan ditempat.

Selasa, 18 September 2018

Analisis Pareto (konsep ABC)




Dalam pengendalian persediaan, seringkali timbul permasalahan sulitnya mengendalikan karena sedemikian banyaknya item barang yang harus dikendalikan. Untuk memudahkan dalam pengendalian, dapat dilakukan klasifikasi item barang. Klasifikasi yang sering digunakan adalah Klasifikasi Pareto, yang didasarkan pada Hukum Pareto. Hukum ini pertama kali dicetuskan oleh Vilfredo Pareto, seorang ahli ekonomi dan sosiologi berkebangsaan Italia. Ia mengemukakan bahwa sebagian besar kekayaan di Italia dimiliki oleh sebagian kecil dari populasi penduduk, dan ia sampai pada kesimpulan bahwa pola distribusi penghasilan di negara-negara lain pun pada dasarnya serupa. Dalam kenyataannya, hukum ini pun berlaku untuk barang-barang dalam persediaan.

Beberapa persediaan memiliki proporsi yang relatif lebih kecil dari volume persediaan secara keseluruhan, namun memiliki nilai (rupiah) yang relatif lebih besar. Sebaliknya, beberapa persediaan memiliki volume yang lebih besar, tetapi memiliki nilai (rupiah) yang relatif kecil (“Vital Few, Trival Many” artinya dari seluruh item persediaan yang ada, terdapat sejumlah kecil item persediaan yang mempunyai nilai relatif cukup besar, sementara sebagian besar item persediaan yang lain, nilainya hanya sedikit).

Klasifikasi Pareto disebut juga Klasifikasi ABC, karena membagi item persediaan menjadi 3 kelas, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C.

Kelas A : Persentase Nilai Penggunaan Kumulatif > 80 %

Kelas B : Persentase Nilai Penggunaan Kumulatif 20 – 80 %

Kelas C : Persentase Nilai Penggunaan Kumulatif < 20 %

Teknik analisa pareto :

1. Tentukan penggunaan tahunan setiap item persediaan

2. Kalikan penggunaan tahunan setiap item dengan harga satuannya, sehingga didapat nilai penggunaan tahunan

3. Susun item-item persediaan dalam daftar nilai penggunaan tahunan, yang terbesar diletakkan di atas, sedangkan terkecil diletakkan paling bawah dalam daftar



4. Tambahkan secara kumulatif item persediaan dan nilai penggunaannya

5. Konversikan jumlah kumulatif menjadi prosentase kumulatif












Analisis Pareto (konsep ABC)

Manfaat pengendalian persediaan secara Pareto :

1. Membantu manajemen dalam menentukan tingkat persediaan yang efisien

2. Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama yang dapat memberikan cost benefit yang besar bagi perusahaan

3. Dapat memanfaatkan modal kerja (working capital) sebaik-baiknya sehingga dapat memacu pertumbuhan perusahaan

4. Sumber-sumber daya produksi dapat dimanfaatkan secara efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produksi

Perlu diperhatikan bahwa item yang harganya mahal BELUM TENTU masuk kategori A dan item yang murah masuk kategori C, yang benar adalah TOTAL NILAI PENGGUNAAN tahunannya

Adalah KESALAHAN FATAL jika menganggap bahwa item kelas/kelompok C BUKAN item penting, sehingga pengendaliannya boleh diabaikan. Perlu diingat bahwa tablet yang mahal tidak dapat diproduksi dan dijual jika tidak terdapat KARTON PEMBUNGKUS yang harganya hanya beberapa ribu rupiah saja.




Kunci sukses pengendalian persediaan secara Pareto, adalah :

1. Item-item pada kelas/kelompok A harus dikendalikan secara ketat, catatan persediaan harus mendetail dan tepat

2. Item-item pada kelas/kelompok B dilakukan pengawasan secara normal, penyesuaian dapat dilakukan baik mengenai kuantitas pemesanan (ROP) maupun titik pemesanan kembali.

3. Item-item pada kelas/kelompok C dilakukan pengendalian secara lebih sederhana (minimum). Pengendalian minimum, berarti :

· Menjamin bahwa item-item yang bernilai rendah SELALU ada dalam persediaan, mempunyai persediaan yang cukup sehingga tidak terjadi stock out

· Melipat dua/tigakan jumlah persediaan yang masuk kelas/kelompok C tidak akan memberatkan biaya penyimpanan

· Untuk mempunyai persediaan yang cukup untuk item-item kelas/kelompok C, maka pengadaan item-item tersebut dilakukan pada jangka waktu yang lama (setiap 3 – 6 sekali)

Pertimbangan Khusus :

· Item yg peka terhadap waktu (expire date)

· Item yg mudah rusak pada saat penyimpanan (stabilitas)

· Item dengan penanganan khusus, langka, proses pemesanan sulit

Sistem Pareto/ABC, tidak hanya digunakan untuk pengawasan persediaan, tetapi dapat juga digunakan untuk menentukan tingkat prioritas pelayanan pada langganan dan menentukan tingkat persediaan pengaman, khususnya untuk produk akhir (obat jadi).